Beranda > Adat, Batak, Budaya > SILSILAHKU

SILSILAHKU

Ketika orang Batak telah menikah, saat itulah dia benar-benar “dianggap”. Dianggap disini dalam artian diakui posisinya dalam adat istiadat. Apalagi sebagai laki-laki seorang Batak harus meneruskan “tongkat estafet” keturunan kepada anak-anaknya kelak. Oleh karena itu setelah aku menikah, sebisa mungkin kupelajari berbagai macam hal mengenai adat-istiadat Batak, mulai dari tata cara acara adat, silsilah (tarombo), cerita-cerita leluhur, bahasa, dan lain sebagainya.

Sebagai penerus marga, kupikir hal ini adalah penting untuk dilakukan, jika tidak maka adat itu tidak akan lestari, apalagi dalam suku Batak, melestarikan adat adalah hal yang utama. Seminggu yang lalu aku baru saja bergabung dengan perkumpulan (punguan) marga Simbolon dari Tuan Miling-iling. Orangtuaku bilang  pomparan Tuan Miling-iling hampir dianggap punah karena keturunannya jarang sekali ditemukan, maka dari itu jika aku bertemu dengan salah satu dari mereka aku pasti akan senang sekali.

Dan satu lagi kata Bapakku: “kau adalah Simbolon ketiga yang paling tua di Jakarta, setelah Bapak tuamu yang dari Hutaginjang Pakkat dan Bapak tuamu dari Samosir. Jadi kalau kau bertemu dengan marga Simbolon di Jakarta jangan pernah panggil Bapak Tua jika itu bukan mereka berdua”. Wah, sungguh merupakan suatu surprise bagiku, dan sekaligus beban untuk terus berkecimpung dalam punguan marga.

Namun apakah benar pesan orangtuaku itu, aku terus mencari jawabannya, salah satu dari mereka telah berhasil kujumpai dan setuju dengan pesan orangtuaku itu, tinggal memastikan dengan Bapak Tuaku yang satu lagi dan konfirmasi dengan sesepuh Simbolon lainnya.

Berikut adalah Silsilahku (klik tautan di bawah)

Pomparan Tuan Miling-Iling Simbolon

Silsilah (tarombo) ini memang belum sempurna, karena masih banyak keturunan (pomparan) yang belum terisi dan tidak teridentifikasi. Tapi minimal aku sudah bisa menunjukkan kalau aku adalah benar benar Simbolon.

Menemukan Silsilah ini

Penemuan silislah ini terjadi pada tahun 70-an. kala itu ada beberapa keluarga yang bermarga Simbolon yang menetap di Pakkat tidak tahu dengan jelas asal-usulnya. Bahkan menyebut simbolon apa (klasifikasi Simbolon) dan dari Opung mana saja tidak tahu. Hal ini sangat memalukan sekali karena dalam beberapa acara adat mereka tidak tahu silsilah mereka.

Konon katanya keturunan Simbolon (Op. Tinggil) melarikan diri dari Pangururan karena hendak dibunuh. Ia berlari terus ke daerah humbang, melintasi Dolok Sanggul hingga Parlilitan. Namun ia masih belum merasa aman, maka ia terus lari hingga tiba di Dolok Pinapan. Disana ia beristirahat sejenak hingga akhirnya melanjutkan perjalanannya dan menetap di Pakkat.

Di Pakkat ia menikahi boru Manullang, dan terus beranak pinak hingga saat ini.

Menjadi The loss generation ini memang sungguh memilukan, Oleh karena itu Op. Demsa (Opungku) dan Op. Dea (Bapakku) berinisiatif pergi ke tanah leluhur Simbolon di Pangurunan – Pulau Samosir. Setelah bersusah panyah mencari tahu, bertanya kesana kemari, memutar-mutar mengintari Pangururan, hingga akhirnya sampailah pada seseorang yang menyarankan untuk bertemu dengan Simbolon pemilik Kapal Roma.

Dari situlah kemudian silsilah ini diketemukan, tepatnya pada bulan Juli tahun 1975 diadakanlah pesta adat untuk menyambung kembali silsilah ini. maka sejak itu resmilah Simbolon yang berada di Pakkat diterima menjadi keturunan Simbolon Tuan dari Op. Miling-iling.

  1. Donatus
    Juli 2, 2011 pukul 5:03 am

    Horas appara! Ai di Pakkat do huta muna? Ahu Simbolon tuan sian huta Siambaton (Pakkat), keturunan Opp Tuan Seul. Memang ada Simbolon di daerah Pakkat yang tidak mengetahui simbolon mana mereka. Menurut cerita ada 2 oppu ta na jolo na mangaratto sian samosir tu daerah pakkat. Parjolo Oppu Tuan Seul, angka popparanna tingga di Simabaton Julu (Pakkat). Di tarombo Simbolon di samosir keturunan Opp. Tuan Seul dianggap punah, karena sejak merantau tidak ada kabarnya. Namun para keturunannya masih ingat akan nama oppu mereka. Kontak antara marga simbolon di Siambaton dan dari Samosirpun tidak ada. Baru sekitar tahun 80-an Keturunan Oppu Tuan Seul (kami) masuk dalam tarombo Simbolon di samosir. Oppu yang kedua Tuan Simbolon atau juga disebut Tuan Lobi. Oppu ini melanjutkan pengembaraan dan menetap di daerah dairi. Keturunan oppung ini membentuk marga-marga sionom hudon (Tumanggor, Pinayungan, Tinambunan, Maharaja dll).

    • Harry Simbolon
      Juli 5, 2011 pukul 1:53 pm

      Hami sian Pangambatan (Sipagabu) pra (sarupa do i dohot siambaton?). Holan Opung nama na tinggal disi. Kurang setuju do au tu cerita i pra. Hami pomparan Op TInggil sian Sipagabu nga jelas do hami pomparan Tuan Miling-iling sian Op Jarani. Sebenarnya banyak Simbolon dari pakkat yg justru ga tahu tarombonya, yg mereka tahu hanya simbolon saja. Di Jakarta inipun aku dah beberapa kali datang ke pesta pernikahan marga Simbolon yg ga jelas asal-usulnya. Namun tetap kita sama-sama ramaikan pestanya karena sama-sama pomparan Simbolonnya kita.

      mauliate appara

  2. Desember 19, 2011 pukul 12:18 am

    Wajar kita mencari Asal-usul ,..hehe,..klo cerita hendak dibunuh dan melarikan diri ,..kok sama ya ,..dgn cerita tutur kami,…yaitu ,..mengelabui pakaian kebesarannya / raja dgn darah binatang seakan-akan tlah meninggal,..tetapi ketahuan juga,…mulailah bermigrasi,..Tapi saya bermarga Dalimunthe,…dan mempunyai legenda ini,..hehe…shearing aj deh,..mungkin itu masa lalu opungi,..

  3. Simbolon
    Juli 9, 2012 pukul 7:33 pm

    Horas bah appara! Molo sipagabu dohot siambaton beda-nya itu appara. Sipagabu seperti yg kamu ceritakan terletak di kaki Dolok Pinapan. Kalo Siambaton itu sudah ke arah Barus dan Parlilitan. Barus dan siambaton dipisahkan bukit (saya ngak tahu namanya appara)

    Mungkin appara belum pernah mendengar Soal adanya marga Simbolon di daerah Pakkat, yg sebenarnya bukan Simbolon. Ini seorang tua yang bercerita kepada saya di tahun 1993an.

    Bahwa dahulu ada salah satu Opungta (simbolon, saya tidak tahu simbolon mana) tinggal di daerah sekitar Pakkat. Pada masa Sisingamangaraja XII berkelana ke arah si onom hudon (dairi), Sisingamangaraja menghamili isteri opungta itu. Sepeninggal Sisimangaraja, Opputa tidak mau menghukum Isterinya dan tetap mengatakan anak dalam kandungan itu sebagai anaknya. Ketika anak ini lahir dia tetap mamakai marga Simbolon (yg sebenarnya tidak, karena bukan darah daging simbolon). Oleh karena itu keturunannya pun tidak tahu mau masuk Simbolon mana.

    Kalo appara ada waktu, cobalah datang ke daerah Pakkat, Sipagabu, Pasarambasang, tanyalah pada orang orang yg sudah sangat sepuh akan cerita ini.

    Dari tarombo kami, dan jg tarombo dari Opp. Raja Gumanti, ada kemiripan: Bahwa Anak dari Tuan Batu Holing: adalah Tuan Batang ari, Tuan Milingiling, Tuan Lobe, Tuan Seul dan Op. RajaGumanti (walau urutan ada perbedaan, siapa siangkangan). Tapi dari tarombo appara saya lihat bahwa Tuan Lobe, Tuan Jarani dan Tuan Seul adalah anak dari Tuan milingiling.

    Memang tarombo kita di sana sini ada perbedaan. Namun baru ini pertama kali saya lihat tarombo yang menyatakan Op. Tuan Lobe dan Op. Tuan Seul adalah anak Tuan Milingiling, padahal selama ini mereka bersaudara. Dan oleh keturunan Op. Rajagumanti pun mengakui hal yang sama.

    • Harry Simbolon
      Juli 9, 2012 pukul 8:06 pm

      Memang beda itu. kalau kami asli dari Sipagabu, Pangambatan. Masuk dari simpang parbutihan kearah banuarea.

      Justru saya menuliskan tarombo ini, agar pomparan simbolon tuan dan Op Miling-iling (keturunan ke kami) bisa dipersatukan. soalnya Tuan Lobe, Tuan Seul dan Tuan Jarani itu memang anaknya Tuan Miling-iling (Op itu sendiri yang mengatakannya, Op itu pernah datang ke tengah-tengah kami).

  4. Juli 2, 2013 pukul 11:33 pm

    nggak penting banget ..

  5. Miranda Simbolon
    Juli 11, 2013 pukul 8:50 am

    Horas, Santabi ma akka di Iboto niba
    Au Boru Simbolon sian Pakkat (Siambaton Pagarbatu) apala boru ni T. Simbolon (Mantan Direktur SLTP Neg. 2 Pakkat Langge)
    Molo naeng mampatakkas Tarombo boi do sukkunon muna Bapa T. Simbolon (Penasehat PSBI Kec. Pakkat), Alana sempat do Bapa mar 5 taon di Pangururan mangajar (SLTP Neg.2 Panggururan) sekalian mampadenggan Tarombo ni Tuan Seul

    Jala adong dope Bapak Tua (Mantan Anggota DPR RI) di Pakkat, na boi sukkunonta mengenai Tarombo ni Tuan Seul)

  6. jendral bintang 1
    Maret 23, 2015 pukul 8:48 am

    Horas apara, dari pd pusing2, main2lah kalian ke parilitan, ketemu sm raja adatnya, smoga trjawab apa yg ingin di tanyakan,
    Engga semua simbolon itu adalah simbolon tuan, Intinya tuh, simbolon tuh terbagi jadi beberapa, simbolon tuan itu adalah tinambunan , knpa tinambunan , krna mereka yg tinambunan adalah org2 sakti, guna mengelabuhi musuh

  7. jendral bintang 1
    Maret 23, 2015 pukul 8:50 am

    Horas apara, dari pd pusing2, main2lah kalian ke parilitan, ketemu sm raja adatnya, smoga trjawab apa yg ingin di tanyakan,
    Engga semua simbolon itu adalah simbolon tuan, Intinya tuh, simbolon tuh terbagi jadi beberapa, simbolon tuan itu adalah tinambunan , knpa tinambunan , krna mereka yg tinambunan adalah org2 sakti, guna mengelabuhi musuh..

  8. maerly
    Mei 24, 2015 pukul 9:36 pm

    kalo saya dari tarabintang, pernah denger cerita, katanya simbolon itu dari pangururan ada 3. satu ke pakkat, satu ke pucuk (parlilitan), satu lg keturunanya simbolon yg di tarabintang dan huta ambasang (masuk kecamatan pakkat).. kalo rumah di kampung, orang tua nyimpan tarombonya, keknya perlu jg nih di periksa, kalo lg mudik..

  9. Maret 26, 2016 pukul 12:33 am

    Aku sich taunya,,OP Tn.miling_ILING ANAKNI O.BATU HOLING dari op yg 5 generasi,.hanya 1 anak per generasi

  10. Oktober 13, 2017 pukul 1:16 am

    Gimana marga simbolon yg kerantau parapat ? Appara trima kasih

  11. Syamsiruddin Simbolon
    September 23, 2018 pukul 1:14 am

    molo na toho do appara poppar ni tuan milingiling pakaluar jo tarombo mu ale. unang holan hata.

  1. Oktober 19, 2017 pukul 6:58 am

Tinggalkan Balasan ke Donatus Batalkan balasan