Beranda > Artikel bebas, Birokrasi, Budaya, Change, Kristen, Opini, politik > Akankah Kali Ini Propinsi Tapanuli Berdiri

Akankah Kali Ini Propinsi Tapanuli Berdiri

Surat terbuka kepada DPRD SU, DPR RI, Presiden RI, dan seluruh rakyat Indonesia.

Angin segar baru saja dihembuskan ketua DPRD SU H Saleh Bangun melalui pernyataannya yang akan segera memparipurnakan Propinsi Tapanuli (Protap). Kabar gembira ini seketika disambut sorak sorai seluruh masyarakat Tapanuli baik yang bermukim di Tapanuli maupun di perantauan. Kumpulan marga, tokoh masyarakat, pengusaha, politikus, dan seluruh masyarakat Tapanuli lainnya kembali menghadirkan Protap sebagai diskusi utama dalam setiap kesempatan. Akankan kali ini Protap benar-benar bisa  berdiri?

Dengan nada optimis kali ini saya yakin 100%. Waktu telah membuktikan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa pendirian Propinsi Tapanuli bukanlah karena kepentingan segelintir elit saja, atau malah mengejar kekuasaan semata, tetapi benar-benar murni aspirasi masyarakat Tapanuli. Jika ini benar-benar kepentingan elit mengapa setelah tokoh utamanya dipenjarakan justru keingin berdirinya Protap ini semakin menggelora. Panitia pembentukan Protap yang tersebar di seluruh penjuru wilayah Tapanuli dan di perantauan justru semakin mantap dan berkonsolidasi menghimpun dukungan dan masukan dari seluruh lapisan masyarakat.

Sinyalemen ini semakin diperkuat dengan komentar beragam lapisan masyarakat, tanpa memandang batasan SARA yang mendukung upaya pemekaran ini, diantaranya:

“Saya menyambut gembira dan menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ketua DPRDSU H Saleh Bangun yang berjanji akan segera menjadwalkan paripurna Protap” – Ustadz Kumpul Siagian, Tokoh Agama Deli Serdang.

“Kami menyambut gembira dan menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ketua DPRDSU H Saleh Bangun yang berjanji akan segera menjadwalkan paripurna Protap”. MR Sidabutar, Lian Harianja, Drs H Natsir Armaya Siregar dan praktisi hukum SP Sitompul SH Toko adat  Pematangsiantar.

“Perjuangan pembentukan Protap sangat layak untuk didukung dalam kerangka meningkatkan perekonomian masyarakat Tapanuli”. Sutan Raja DL Sitorus, Tokoh masyarakat Batak.

Sepanjang pengamatan saya, dari 10 fraksi yang ada di DPRD Sumut, 5 fraksi sudah menyatakan dukungannya untuk segera diagendakan paripurna Protap yaitu FP Demokrat, F-PDI Perjuangan, F-PDS, F-PPRN dan F-Hanura, sedangkan ada 3 Fraksi yang menolak yaitu F-PPP, F-PKS dan F-PAN). Sementara ada 2 fraksi yang belum secara resmi menyatakan sikap, apakah menolak atau mendukung diagendakannya paripurna Protap yakni FP Golkar dan F-GBR (Gerindra Bintang Reformasi).

Secara matematis, tampaknya bila Protap jadi diparipurnakan, maka DPRDSU pasti akan mengeluarkan rekomendasi berdirinya Protap. Namun dalam politik belum tentu hitungan matematis itu keluar menjadi keputusan. Rekomendasi dari DPRDSU ini pun bukanlah menjadi keputusan final karena akan dilanjutkan dengan paripurna di DPR RI dan Surat keputusan oleh Presiden RI.

Saya tekankan disini bahwa Permasalahan utama berdirinya Protap ini bukanlah sekedar diberikannya rekomendasi atau tidak, tapi jauh lebih penting dari itu adalah aspirasi masyarakat Tapanuli untuk membentuk Propinsi sendiri dapat terwujud. Perjuangan ini bukanlah perjuangan instan, perjuangan ini bukanlah perjuangan kemaren sore, tetapi perjuangan ini adalah perjuangan panjang yang dimulai sejak masa sebelum kemerdekaan dulu. Kala itu Tapanuli masih menjadi Keresidenan sendiri, terpisah dari Keresidenan Sumatera Timur yang berpusat di Medan. Jika zaman dahulu saja Pemerintah Hindia Belanda sudah menentukan Tapanuli menjadi keresidenan mandiri, itu artinya ada satu nilai lebih yang dimiliki Tapanuli yang membedakannya dengan daerah lainnya. Itulah kenapa berdirinya Propinsi Tapanuli adalah harga mati. Propinsi lain bisa berdiri dalam sekejap, kenapa Tapanuli tidak?

Inilah yang perlu dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia. Pada kesempatan ini saya mencoba meluruskan beberapa pandangan miring masyarakat Indonesia mengenai berdirinya Protap ini:

Memang di Tapanuli adalah daerah yang mayoritas penduduknya bersuku Batak, tetapi banyak juga teman saya yang non Batak tinggal, bekerja, dan mencari uang di sana, bisa hidup berdampingan, malah berbahagia tinggal berdampingan dengan orang-orang Batak.

Memang di Tapanuli adalah daerah yang mayoritas masyarakatnya beragama Kristen (Protestan dan Katolik), tapi banyak juga penduduk beragama lain tinggal di sana dengan rukun dan akur, bahkan keluarga saya yang beragama non Kristen pun banyak tinggal di sana. Di Tapanuli lah saya melihat bagaimana teori kemajemukan itu dapat dipraktekkan dengan nyata, takkala hari besar muslim, tetangga yang non muslim ikut bahu membahu dan mengucapkan selamat, begitupun sebaliknya takkala hari besar Kristen, masyarakat non Kristen datang bersilaturahmi.

Dalam budaya Batak dikenal pandangan hidup dalihan natolu, yang membagi orang Batak dalam tiga kelompok adat, yaitu hula-hula, boru dan dongan tubu. Tidak ada istilah hanya Kristen saja yang bisa ikut adat, itu adalah kesalahan besar. Jika kamu bermarga maka kamu akan disambut dalam acara adat di dalam ketiga golongan itu. Coba lihat di beberapa pesta adat sekarang ini, sudah banyak kok ibu-ibu berkerudung atau bapak-bapak berpeci ikut menortor. Itulah bukti nyata bahwa Batak adalah untuk semua. Bahkan Anda yang non Batakpun bisa menjadi orang Batak.

Meskipun tiga fraksi yang tidak mendukung Protap ini adalah fraksi yang berkonotasi dengan partai Islam, saya yakin dan percaya jika Anda berkunjung dan menyempatkan tinggal di sana untuk beberapa saat maka Anda pasti akan berubah pikiran, karena masalah Protap bukanlah masalah Agama, tetapi masalah kesejahteraan masyarakat. Bayangkan untuk menjangkau Kampung saya yang berada di pedalaman Pakkat, Kab. humbahas, saya harus menempuh 8 jam perjalanan dari bandara Polonia Medan melintasi jalan beraspal kasar yang  penuh kubangan, setelah itu dilanjutkan berjalan kaki sekitar 10 km karena belum ada jalan layak sampai ke desa Sipagabu- Pangambatan. Baru kali ini lah listrik masuk dan jalan mulai dikerjakan, itupun karena dampak pemekaran kabupaten baru Humbang Hasundutan. Di sana belum ada sarana kesehatan yang layak, pendidikan masih sangat terbelakang, apalagi transportasi, sanitasi dan hiburan. Baru saat ini menara telekomunikasi menjangkau kesana, hingga tidak perlu berjalan berpuluh kilometer mencari wartel. Dan masih banyak segi keterbalakangan lainnya. Jika benar-benar dilakukan survey menyeluruh, Anda pasti menyimpulkan bahwa hampir semua daerah Tapanuli mengalami hal yang sama.

Jika Anda masih beranggapan bahwa kalau untuk pembangunan mengapa harus memekarkan diri, kan bisa dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara? Pertanyaan ini juga bisa dijawab oleh waktu. Apa yang sudah dilakukan Pemerintah Provinsi Sumut untuk Tapanuli setelah 65 tahun merdeka ini? Lihat saja sendiri, bandingkan dengan daerah lain. Saya rasa itu cukup untuk membuat Anda sadar dan membuka mata.

Dalam Tulisan saya sebelumnya saya pernah mengatakan bahwa pembentuk Potap ini rentan dengan konflik SARA, karena identik dengan konflik yang terjadi di Ambon dan Poso yang masyarakatnya pluralis. Namun pada kenyataannya pendapat saya ini terbantahkan sendirinya oleh waktu. Waktu telah menjawab bahwa konflik Ambon dan Poso didalangi oleh para teroris yang kebanyakan dari pulau Jawa yang ingin memecah belah kesatuan Indonesia. Dan sekarang para teroris itu telah menerima upahnya.

Dengan dukungan bukti nyata ini, maka sekali lagi saya meyakinkan bahwa Propinsi Tapanuli layak berdiri. Jika nanti pada kenyataannya ada gesekan dan konflik kecil, saya pikir itu wajar dalam proses awal.

Protap berdiri untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, bukan untuk kepentingan elit; Protap berdiri demi memberdayakan SDM dan SDA yang ada disana, bukan ditelantarkan begitu saja atau malah dimanfaatkan orang-orang dari luar Tapanuli; Protap didirikan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih adil dan beradab, bukan untuk membuat konflik baru atau memecah belah masyarakat Indonesia. Kinilah satnya momentum yang tepat itu, kinilah saatnya Propinsi Tapanuli berdiri.

Tulisan terkait:

Potensi Konflik Pembentukan Propinsi Tapanuli

Polemik dalam Konflik Pembentukan Propinsi Tapanuli

  1. ludovikus Botolungun
    Maret 23, 2010 pukul 4:52 pm

    Terimakasih buat Tulisan yg mencerahkan ini. Karena dilandasi tujuan yang mulia, benar, adil, baik dan demi kesejahteraan rakyat, Provinsi Tapanuli yang kita cintai pasti terwujud. Provinsi Tapanuli adalah provinsi untuk semua suku, agama, golongan, status dan rakyat Indonesia.

    Mari sama-sama kita cintai dan sayangi kebenaran, keadilan, kebaikan dan kesejahteraan bersama.

    Sekali lagi terimakasih buat Sdr Harry.

  2. Maret 23, 2010 pukul 6:51 pm

    Terimakasih buat Pencerahannya Appara.

    Tanpa bisa kita rangkul dan tahan, waktu telah dan akan menjawab segalanya (sumber waktu : Tuhan), niat benar, mulia, baik, adil dan demi kesejahteraan mewujud dlm kenyataan dan akan terpencar pada Provinsi Tapanuli.

    Provinsi Tapanuli adalah Rumah Gadang (Bolon) buat semua suku, agama, golonga, status, bangsa Indonesia dan umat manusia.

    Niat baik para Tokoh Agama, Suku, Partai, Kepala Daerah, anggota DPRD dan Pimpinan DPRD Sumatera Utara yg akan mem-paripurnakan PROTAP, khususnya Doa, airmata dan derita rakyat Tapanuli berharga dan dihitung dalam sejarah Tapanuli dan “kemanusiaan’ masyarakyat Tapanuli selamanya……

    Terimakasih buat semua yang telah berjuang dengan benar, mulia, baik, adil dan demi kesejahteraan rakyat Tapanuli.

    Tapanuli, kami datang dan berjanji padamu…
    Tapanuli, cukup sudah airmata
    Tapanuli, tersenyumlah
    Tapanuli,engkau akan menjadi Tapian Nauli, sumber kehidupan yang baik buat semua manusia…

  3. Papa Daniel Nababan
    April 21, 2010 pukul 10:27 pm

    Terimakasih buat blog dan tulisan ini, kami salut dan bangga atas niat, waktu dan kesempatan yang telah dibuat, sehingga blog ini bisa menjadi jembatan komunikasi, dukungan doa, respon dan uneg-uneg tentang Protap yg kita nantinantikan.

    Secara pribadi saya juga heran dan bingung, kenapa justru banyak juga putra-putri Tapanuli khususnya daerah-daerah yg akan bergabung di protap yg berada di Jakarta, Medan dan Kota2 besar lainnya yg kurang bahkan tidak sependapat dengan adanya pemekaran/pembentukan protap. Dengan alasan-alasan sbb :
    1. Katanya mereka nantinya tidak lagi hebat, karena bukan lagi orang Medan, tetapi orang protap.
    2. Popularitas mereka menurun/rendah karena mereka menjadi kelompok kecil (protap).
    3. Yang terkenal/dikenal dan hebat itu di Jakarta adalah Medan, sedangkan protap tidak hebat.
    4. Potensi SDA dan SDM yang ada di Protap itu tidak akan mampu menjadi Propinsi.
    5. Dan alasan-alasan lain yg lebih tidak enak di dengar.

    Benarkah demikian ? ………………., bukankah sebanarnya harus kita sadarai, bahwa alasan-alasan tersebut diatas terjadi karena Putra/i daerah protap tersebut kurang atau tidak peduli terhadap pembangunan bonapasogitnya ?, dan juga akibat kurangnya perhatian propinsi dan pusat terhadap daerah tersebut ?, dan apakah ini tidak akan menjadikan daerah protap tersebut akan semakin tertindas dan semakin melarat ?.

    Pemekaran Taput menjadi Tobasa dan Humbahas plus Samosir, telah menwujudkan pembangunan 4x lipat, memberi lowongan kerja dan lowongan jabatan di 4 Kabupaten bagi PNS, serta mebuka lapangan usaha perbengkelan kenderaan, rumah makan, Bahan ATK dan Foto kopy dan sampai kepada meningkatnya pasar berbagai hasil pertanian dan peternakan plus perikanan bagi masyarakat bagi 4 kabupaten, apalagi kalau ditambah dengan protap akan legalah hati dan pikiran para petani di daerah ini, karena yg mengkonsumsi hasil kerja mereka sudah meningkat, dengan pertambahnya paling sedikit 5000 org PNS Protap yg muncul, plus bertambahnya uang beredar di daerah ini karena tidak lagi harus dibawa ke Medan pada saat urusan dinas para Bapak/Ibu PNS daerah ini.
    Sehingga kalaupun harus ada juga nantinya gayus protap, tapi yang pasti ternak babi saya akan semakin laku karena dia makan nya sudah di protap alias bukan lagi di Medan, hehe..he.
    Makasih ya mudah-mudahan komentar orang kampung ini bisa bermanfaat.
    Papadaniel.

    Harry: Terimakasih lae untuk komentarnya, sangat menggelora.

  4. Mei 19, 2010 pukul 2:28 pm

    propinsi tapanuli harus terbentuk,,apappun resikonya harus berjuang,,,masyarakat harus bersatu,,,saya juga secara pribadi dr perantauan 1 juta kali setuju propinsi tapanuli terbentuk,,,hasil jerih payah para pejuang protap akan sejarah bagi anak cucu kita di bumi ini,,,gelorakan lg propinsi tapanuli,,,semoga tuhan memberikan kepada para pengambil pengesahan protap,,,meringankan utk mensahkan terjadinya propinsi tapanuli,,,,hidupppp propinsi tapanuli….

    Harry: hidup…

  5. Sapran Sigalingging
    Juli 21, 2010 pukul 5:26 pm

    Saya ini Par-Pakkat, dari waktu kecil SD saja…gelar utk Tapanuli itu adalah “PETA KEMISKINAN”….itu saat umur saya 6 tahun…..sekarang saya tinggal di Jakarta & umur sudah 39 Tahun…Kampungku Miskin terussss & tidak ada pembangunan yg berarti….Keluarga-ku disana kok miskin terus ya..”miskin kok dibuat permanent”..dari Realita ini sangat pantas utk diperjuangkan menjadi Propinsi.

  6. elpane
    Agustus 2, 2010 pukul 11:35 pm

    Saya sangat mendukung . Pemekaran bukan barang tabu..dan bukan harga mati. menurut saya tujuan pemekaran itu untuk mensejahterakan masyarakat, karana bayak daerah yang telah dimekarkan belum tentu berobah dari sebelumnya. Kab Tapanuli utara telah dimekarkan menjadi beberapa kabupaten, apakah didaerah pemekaran baru tersebut telah ada perobahan dari sebelumnya ?apakah cara pertaniannya sudah berobah ?apakah jalannya sudah bagus ? menurut saya belum yang ada perubahan hanya penambahan kantor bupati , kantor dprd dan kantor skpd lainnya serta kantor instansi lainya dan satu lagi penambahan bayak pns. dan menjadikan bertambahya pejabat2 baru yang menjadi beban masyarakat itu sendiri . dan satu hal lagi daerah tersebut kalau belum siap karna hanya mengharapkan dana dari pusat. Mengapa insfrastruktur di tapanuli terutama jalan sangat memprihatinkan ? jawabnya PAD . sebenarnya tapanuli itu mempunyai sumberdaya yang cukup, sumber daya alam,sumber daya manusia dan kapital. apbila kita bersungguh-sunguh kita bisa akan tetapi harus dibenahi dulu. kita balik dulu teori ” kalau sudah terbentuk daerah otonom baru otomatis pembangunan insfratuktur akan jalan ” menurut saya belum tentu 100%. kalau dari segi sdm saya akui tidak diragukan lagi apalagi dari segi kapital tapi apakah kita sudah siap ?. kalau dari segi kapital saya tidak ragukan lagi tapi apakah ada yang mau ? kalau dari segi kapital saya melihat banyak yang sudah kaya raya di luar tapanuli/perantauan apakah mereka mau membantu daerahnya sendiri. seandainya ada 500 orang yang mempunyai uang 100 jt dapat disisihkan untuk tapanuli artinya sudah ada dana 500 miliar untuk menggerakkan sektor pertanian yang ada di tapanuli dengan sendirinya tapanuli itu akan berobah dimana sektor pertanian, perdagangan akan jalan dan ditambah investasi lainnya dan secara otomatis PAD nya tadi akan naik maka dengan sendirinya pemerintah akan bangun insfratukturnya seiring dengan pergerakan perekonomian tadi dan kalau sudah terjadi sesuai dengan harapan tadi otomatis tanpa kita perjuangkan akan dimekarkan sendiri . banyak pengusaha dari daerah tapanuli enggan berinvestasi di daerah nya sendiri padahal diluar tapanuli mereka membangun pabrik, hotel berbintang dan lain-lain mengapa mereka tidak berinvestasi di tapanuli? mengapa tidak membangun hotel bintang lima di Samosir, balige? mengapa tidak mau mendirikan pabrik kopi kemasan setara kopi mix di dolok sanggul, pabrik buah nenas di tarutung , pengalengan ikan made in sibolga , pabrik kerupuk dan manisan dari bahan salak di pakkat ? dan didaerah lainnya. mengapa tidak menyplai tenaga tenaga ahli pertanian ke tapanuli padahal untuk menggaji mereka sangat bisa demi memajukan pertanian tadi padahal dari uraian dari segi kapital tadi sangat bisa. Maka dari itulah kita harus merobah pola pikir kita dulu yang didaerah maupun di perantauan terutama serta kemauan para pengusaha-pengusaha untuk membenahi dulu di daerah untuk menggerakkan perekonomian disana supaya infrastruktur terbangun dan sendirinya tidak susah payah untuk memekarkan daerah tapanuli dan tidak menjadikan daerah tertinggal dan peta kemiskinan . horas….. gbu

  7. r.simatupang
    November 21, 2010 pukul 4:56 pm

    kami sangat mendukung propinsi tapanuli, dan harapan kami tahun ini dapat diparipurnakan oleh dprd sumut 2010. kiranya dprd sumut memberi perhatian khusus untuk terbentuknya propinsi tapanuli. terima kasih juga buat panitia protap yg sudah susah payah berjuang utk terbentuknya protap. gbu

    Harry: Hope so

  8. November 22, 2012 pukul 5:56 am

    Memang ada sisi positif pembentukan propinsi tapanuli, tapi itu juga tidak menjamin kesejahteraan disana….
    karena jika ditelusuru perkembangan ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya lokal dan nasional serta internasional….
    sesungguhnya akan dapat dianalisa…
    siapa sesungguhnya yang paling berkepentingan disana….
    jika hanya masalah kepentingan kesejahteraan dan pembangunan di Tapanuli itu adalah tergantung dari pejabat dan pemimpin disana serta peran andil setiap masyarakat disana dan para masayarakat perantau…..
    KORUPSI DAN KOLUSI serta pengelolaan potensi daerah yang salah serta tidak maksimal yang terjadi di Tapanuli….
    “hanya untuk orang-orang tertentu saja….”
    ada sasaran orang-orang tertentu untuk memecah kekuatan Sumatera Utara….. karena Sistem Sosial dan Budaya Sumatera Utara sangat kuat dulu baik Nasional dan Internasional….

    Jadi kesimpulan saya, jangan tertidur hanya dengan impian masalah kesejahteraan dan pembangunan Tapanuli semata…..!

  9. November 20, 2013 pukul 12:03 pm

    sangat setuju pembentukan provinsi tapanuli. bentuk dulu baru kita benahi infrastrukturnya. saya sendiri sudah puluhan tahun merantau dan sangat rindu bila terbentuk protap. cuma saya menghimbau janganlah pembentukan protap ini menjadi rebutan jabatan karena akibatnya menjadi sangat fatal/berbahaya. tujuan nya adalah mengejar ketertinggalan yang selama ini termasuk daerah termiskin dan berpacu dengan propinsi lain yang sudah maju.

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan Balasan ke Papa Daniel Nababan Batalkan balasan